Sabtu, 14 Juli 2012

Masyarakat mencatat sejarah PSSI

 Ketua Umum PSSI hasil KLB Ancol, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, publik sepakbola di Tanah Air ikut mencatat sejarah perjalanan PSSI sehingga masyarakat pun ikut merekam berbagai sepak terjang pengurus PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin.

"Sudah prestasi semakin menurun, malah `ngomong` terus ke publik. Memang dikira publik tidak punya catatan dan tidak mengikuti perkembangan sepakbola? Pengurus PSSI Djohar punya andil besar membuat posisi Indonesia terlempar dari kelas elit Asia dan peringkat kita di FIFA makin menurun," ujar La Nyalla ketika dihubungi, Jumat.

Hal itu dikatakan La Nyalla ketika dimintai tanggapannya tentang pernyataan Djohar Arifin yang mengatakan bahwa Semen Padang akan mewakili Indonesia dalam Liga Champion Asia (LCA) pada musim mendatang.

Pernyataan seperti itu, ujarnya, membuktikan Djohar Arifin sama sekali tidak tunduk dan patuh kepada keputusan tim Task Force FIFA/AFC yang telah menyerahkan kewenangan kebijakan organisasi PSSI kepada tim "Joint Committee" (panitia gabungan) menjelang digelarnya kongres pada bulan September.

Dikatakan La Nyalla, penentuan wakil ke LCA baru akan diputuskan Oktober mendatang sehingga pernyataan tim Semen Padang yang akan mewakili Indonesia ke LCA dinilainya sebagai langkah prematur.

"Belum tentu pengurus PSSI nanti memilih wakil tim dari kompetisi Liga Primer Indonesia, karena ada liga yang kompetisinya lebih baik dan bagus, dan wakil di LCA harus dipilih dari kompetisi terbaik dan klub pemenang," tuturnya.

Ia menambahkan, seharusnya Djohar Arifin malu dan tahu diri karena buru-buru berbicara soal LCA. Sebab, PSSI di era Djohar Arifin hanya mendapat satu jatah `playoff` untuk LCA. Sedangkan pada periode sebelumnya Indonesia mendapat tiga jatah.

"Sebelumnya kita mendapat jatah satu tim langsung LCA, satu tim playoff dan satu tim ke AFC Cup," ujarnya.

Saat menyaksikan uji coba Timnas U-22 beberapa waktu lalu, Djohar Arifin mengatakan bahwa tim yang akan mewakili Indonesia ke LCA adalah Semen Padang karena tim tersebut bernaung dalam kompetisi yang diakui konfederasi.

La Nyalla mengatakan, pernyataan Djohar Arifin yang mengatakan ISL tidak diakui oleh FIFA adalah sama dengan menentang "Memorandum of Understanding" yang dibuat oleh FIFA/AFC dan ditandatangani bersama antara tiga pihak yakni PSSI Djohar, KPSI dan ISL yang diwakili CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono.

"Apa dia lupa kalau yang tanda tangan di Kuala Lumpur di depan Task Force AFC dan wakil dari FIFA itu adalah tiga pihak. Jadi saya imbau maayarakat, khususnya stakeholder sepakbola dan anggota PSSI untuk memahami dinamika yang terjadi di PSSI dan tak perlu menghiraukan apa yang dikatakan Djohar Arifin, apalagi dia juga telah dimosi tak percaya oleh mayoritas anggota PSSI," tegasnya.

La Nyalla menambahkan, untuk saat ini biarkan Joint Committee PSSI bekerja untuk menyelesaikan konflik PSSI.

0 komentar:

Posting Komentar